Selasa, 29 Oktober 2013

Obat, Narkotika dan Penyalahgunaan Obat (Video)

Obat dan Penjelasannya


Obat

Obat merupakan senyawa kimia dari luar tubuh yang dibuat dengan tujuan untuk menghilangkan penyebab penyakit atau mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Obat yang dimaksudkan untuk menghilangkan penyebab penyakit disebut obat kausatif, sedangkan obat yang dimaksudkan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit disebut obat simtomatis.

Obat dapat diperoleh dari seorang tenaga medis profesional (Dokter) atau dari farmasi (yang membeli obat dari perusahaan farmasi). Obat juga dapat diperoleh melalui apotik, puskesmas, dan toko obat. Obat dapat dibeli secara langsung oleh pemakai bila obat tersebut dapat dengan aman digunakan sendiri, atau diberi kuasa dengan preskripsi (resep) yang ditulis oleh dokter. Obat yang tidak membutuhkan preskripsi dari tenaga medis profesional dikenal dengan nama obat OTC (Over the Counter) yang berarti dapat dibeli di toko biasa. Resep dokter adalah suatu pesanan (terutama dalam bentuk tertulis) dari tenaga profesional kesehatan kepada apoteker (farmasi) atau terapis lain untuk memberikan terapi pada pasiennya.

Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa harus dengan menggunakan resep. Obat bebas kurang berbahaya tetapi jika digunakan secara berlebihan atau melebihi takaran juga dapat menimbulkan bahaya.

Obat keras adalah obat yang diperoleh harus dengan menggunakan resep dokter. Oleh karena itu, menjual obat resep (keras) tanpa resep termasuk melanggar hukum (ilegal). Berdasarkan cara pemberiannya, obat dapat diberikan secara:
    1. Ditelan
    2. Dikunyah
    3. Dihirup
    4. Dihisap
    5. Dioleskan pada permukaan kulit
    6. Disuntikan
    7. Diinfus
    8. Diteteskan
    9. Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek sistematik.
    10. Pemberian obat secara parenteral digunakan untuk pengobatan dalam keadaan darurat dimana penderita pingsan atau tidak dapat menelan serta untuk memperoleh terapi pemeliharaan bagi penderita yang dirawat di rumah sakit.

Gambar 17.2. Obat yang dikemas dalam bentuk tablet. Biasanya obat dalam bentuk tablet diberikan melalui mulut


Obat paten

Obat paten adalah obat yang dijual dengan merk dagang tertentu sehingga harganya menjadi relatif mahal karena besarnya biaya pemasaran yang ditanggung oleh perusahaan farmasi, terutama untuk obat ethical. Walaupun secara hukum promosi obat jenis ini tidak diperbolehkan, tetapi secara praktik banyak biaya yang diserap oleh tenaga medis sendiri. Sebagai contoh: Acetaminofen atau juga dikenal dengan parasetamol, dipasarkan dengan merk dagang (paten) Tilenol.


Obat generik Obat generik dibuat dan diedarkan oleh perusahaan saingan sehingga harganya relatif murah. Ketika paten untuk suatu obat telah berakhir, maka obat tersebut dijual sebagai obat generik.


Obat tradisonal

Obat tradisional adalah obat dibuat secara tradisional atau turun temurun dari neenk moyang. Dari penelitian-peneliian yang pernah dilakukan, Phyllanthus urinaria telah terbukti mampu mengobati hepaptitis. Disebabkan oleh daya kerja meniran yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga mampu mengatasi gangguan hati yang terjadi akibat dari hepatitis B. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan bahan untuk obat tradisional yang dapat mengatasi hepatitis B.

Jenis-jenis obat

Berdasarkan mekanisme cara kerja dan kegunaannya, obat dapat dibedakan menjadi:

1. Antibiotik

Antibiotik adalah obat diberikan untuk menghambat pertumbuhan dan mematikan kuman-kuman penyakit karena infeksi seperti: Bakteri, Protozoa, dan Jamur. Penyakit infeksi karena virus sampai sekarang belum diketemukan obatnya. Pengobatan penyakit bertujuan untuk mematikan kuman penyebab penyakit yang terdapat dalam tubuh. Pengobatan biasanya ditujukan untuk penyakit akibat infeksi bakteri, jamur (fungi), dan protozoa. Pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan agar memperoleh hasil yang memuaskan. Jika tidak, maka kuman-kuman akan menjadi tahan (resisten) terhadap obat-obatan.

Gambar 17.1. Obat jenis antibiotik

Saat ini, ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya antibiotik tersebut berasal dari beberapa jenis antibiotik saja, sehingga mudah untuk dikelompokkan. Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
    1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin.
    2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
    3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim.
    4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin.
    5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
    6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin.

Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri, dapat dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja, dan antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif dan negatif.

Sebagian besar antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang yang diciptakan oleh pabrik obat, dan nama generik yang berdasarkan struktur kimia antibiotik atau golongan kimianya. Contoh nama dagang dari amoksisilin, sefaleksin, siprofloksasin, kotrimoksazol, tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut adalah Amoxan, Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin.

Setiap antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya untuk pasien yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih antibiotik yang dapat membunuh bakteri penyebab radang paru-paru ini. Keefektifan masing-masing antibiotik bervariasi tergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.


Cara pemberian antibiotik

Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan efektif, dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui pembuluh darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius. Beberapa antibiotik juga dipakai secara topikal seperti dalam bentuk salep, krim, tetes mata, dan tetes telinga.

Penting bagi pasien atau keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar, seperti aturan dan jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat, jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan interaksi dengan makanan dan obat lain. Pemakaian yang kurang tepat akan mempengaruhi penyerapannya, yang pada akhirnya akan mengurangi atau menghilangkan keefektifannya.

Bila pemakaian antibiotik dibarengi dengan obat lain, yang perlu diperhatikan adalah interaksi obat, baik dengan obat bebas maupun obat yang diresepkan dokter. Sebagai contoh, Biaxin (klaritromisin, antibiotik) seharusnya tidak dipakai bersama-sama dengan Theo-Dur (teofilin, obat asma). Berikan informasi kepada dokter dan apoteker tentang semua obat-obatan yang sedang dipakai sewaktu menerima pengobatan dengan antibiotik.

Jangka waktu pemakaian antibiotik adalah satu periode yang ditetapkan dokter. Sekalipun sudah merasa sembuh sebelum antibiotik yang diberikan habis, pemakaian antibiotik seharusnya dituntaskan dalam satu periode pengobatan. Bila pemakaian antibiotik terhenti di tengah jalan, maka mungkin tidak seluruh bakteri mati, sehingga menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat menimbulkan masalah serius bila bakteri yang resisten berkembang sehingga menyebabkan infeksi ulang.


Efek Samping
Disamping banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam pengobatan infeksi, antibiotik juga memiliki efek samping pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami efek samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala ringan, diare ringan, dan mual.

Dokter perlu diberitahu bila terjadi efek samping seperti muntah, diare hebat dan kejang perut, reaksi alergi (seperti sesak nafas, gatal dan bilur merah pada kulit, pembengkakan pada bibir, muka atau lidah, hilang kesadaran), bercak putih pada lidah, dan gatal dan bilur merah pada vagina.


Resistensi Antibiotik

Salah satu perhatian terdepan dalam pengobatan modern adalah terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, misalnya bakteri yang awalnya sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten. Beberapa bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik yang ada pada bakteri. Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya. Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.

2. Analgesik

Analgesik adalah obat pembunuh rasa sakit atau pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Sebagai contoh: Pada penderita patah tulang untuk mengurangi rasa sakit diberikan obat penghilang rasa sakit tetapi bukan untuk menyembuhkan tulang yang patah. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.

Sebagai contoh:
    1. Ibuprofen (juga dikenal dengan nama dagang: Advil, Motrin, Nuprin and Brufen).
    2. Acetaminophen atau parasetamol yang dapat menyebabkan masalah lever bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
    3. Aspirin atau ASA (acetylsalicylic acid), yang juga antipiretik. Aspirin untuk menurunkan panas, sakit kepala, dan mengurangi nyeri otot. untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.


3. Obat pengganti hormonal

Obat yang digunakan untuk mengganti senyawa-senyawa yang secara normal terdapat dalam tubuh dan memiliki fungsi yang penting, sebagai contoh hormon insulin. Pada penderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus) kemampuan kelenjar pankreas untuk menghasilkan hormon insulin terganggu sehingga produksi hormon insulin berkurang. Untuk mengganti hormon insulin tersebut perlu diberikan dari luar dalam bentuk pil atau suntikan. Hormon insulin telah dapat diproduksi dengan menggunakan teknik bioteknologi.


4. Antihistamin
Antihistamin adalah obat yang diberikan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan karena reaksi alergi.

Gambar 17.3. Obat dalam bentuk kaplet yang diberikan melalui mulut

Memilih Obat untuk Tujuan Pengobatan
Dalam keadaan darurat, keberadaan obat yang dimasukkan ke dalam golongan P3K akan sangat membantu. Hanya saja, banyak jenis obat untuk setiap keluhan yang beredar di pasaran. Bukannya membantu, tapi justru kita kebingungan memilih, mana yang tepat bagi kita. Bagaimana memilih obat yang berkhasiat?

Pertama, isi obat bebas itu umumnya kombinasi dari zat-zat yang itu-itu juga.
    - Obat sakit kepala kalau tidak mengandung aspirin yang bisa bikin sakit maag, ya parasetamol.
    - Obat pilek biasanya mengandung antihistamin klorfeniramin maleat atau desklorfeniramin maleat yang bisa bikin ngantuk dan dekongestan seperti fenilpropanolamin hidroklorida atau fenilefrin hidroklorida, yang kadang-kadang membuat jantung berdebar dan tekanan darah naik.
    - Obat batuk tentu mengandung desktrometorfan hidrobromida yang kadang-kadang dikombinasi dengan ekspektoran, seperti gliseril guayakolat.
    - Obat maag paling-paling antasida, yang umumnya kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, yang kadang-kadang menyebabkan sembelit atau diare.
    - Obat nyeri haid umumnya mengandung asam mefenamat yang bisa mengiritasi lambung.
    - Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan darah naik.
    - Jadi kalau Anda pengidap sakit maag dan suatu saat Anda sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol (asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin. Demikian pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan sampai sedang lainnya. (Obat-obatan antinyeri ini tidak akan manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu ginjal, batu empedu, atau kanker).
    - Kalau Anda berprofesi sopir atau tukang yang mengoperasikan mesin, jangan menggunakan obat pilek yang mengandung antihistamin, karena akan mengantuk. Bila Anda batuk kering, pakailah dekstrometorfan, sedangkan bila batuk berdahak, pakai saja obat batuk hitam. Soalnya kombinasi dekstrometorfan dan gliserin guayakolat secara logika aneh. Dekstromterofan menekan rangsang batuk, sedangkan gliseril guayakolat justru mengencerkan lendir dan merangsang batuk, yang sebenarnya bertujuan untuk mempermudah pengeluaran lendir.
    - Sedangkan pengidap asma atau hipertensi, jangan gunakan efedrin, gunakan teofilin saja.

Kedua, pilihlah hanya zat yang Anda butuhkan. Ingatlah, bahwa setiap zat yang disebut obat itu pada hakikatnya adalah racun. Hati-hatilah dengan istilah "flu" yang sebenarnya menggambarkan kumpulan gejala. Penyakitnya sendiri bisa selesma (common cold) atau influenza. Keduanya disebabkan oleh virus, tetapi dari jenis yang berbeda. Untuk keduanya tidak ada obat yang bisa membunuh virusnya, yang ada hanya obat yang meringankan gejalanya. Penyakitnya akan sembuh sendiri setelah 3-5 hari oleh kekebalan tubuh penderita. Jadi jika flu, Anda hanya batuk sebaliknya jangan sampai minum obat yang mengandung parasetamol. Kalau flu Anda panas dan pilek, tidak usah sampai minum dekstrometorfan. Contoh gamblang, suatu produk obat "influenza", masuk angin (common cold), sakit kepala, batuk, demam, nyeri pada otot. Dari isinya, nyatalah obat ini dirancang untuk memerangi kumpulan gejala flu: panas, sakit kepala, pilek, dan batuk berdahak. Jika Anda hanya menderita sakit kepala atau nyeri otot, perlukah Anda memasukkan sekian banyak zat racun yang tidak diperlukan itu ke dalam tubuh Anda, selain asetaminofen? Bisa saja sakit kepala atau otot Anda sembuh, tetapi Anda akan mengantuk karena dekslorfeniramina maleat, atau berdebar-debar karena kafein dan fenilpropanolamina hidroklorida. Inilah pentingnya, tak hanya membaca indikasi obat, tetapi juga komposisi obat.

Ketiga, konsultasilah terlebih dahulu kepada dokter karena ada interaksi obat yang berbahaya. Misalkan, jika Anda menderita PJK (penyakit jantung koroner) dan sedang dalam pengobatan untuk antipembekuan darah, dan Anda minum aspirin karena sakit kepala, dapat terjadi perdarahan spontan. Bagaimanakah dengan obat jerawat? Bakteri Corynebacterium acnes berperan penting dalam timbulnya jerawat. Bila jerawat Anda tak kunjung sembuh, selain memperhatikan kebersihan kulit dan mengoleskan krim antijerawat, mintalah dokter Anda untuk meresepkan antibiotik oral seperti tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin atau minosiklin.


Penyalahgunaan Obat


Penyalahgunaan Obat

Penggunaan obat-obatan disebut penyalahgunaan untuk obat. keperluan Suatu selain jenis obat pengobatan semestinya digunakan secara tepat bilamana diperoleh dengan resep untuk dan digunakan sesuai rekomendasi dan tujuan pengobatan. Selain itu, disebut penyalahgunaan obat. Menurut WHO penyalahgunaan obat adalah penggunaan obat secara berlebihan untuk tujuan lain selain untuk penyembuhan. Semua jenis obat pada dasarnya memiliki potensi untuk disalahgunakan dan setiap obat memiliki potensi berbahaya jika disalahgunakan. Penggunaan obat secara ilegal juga termasuk kategori penyalahgunaan obat. Menggunakan obat antibiotik yang diresepkan untuk orang lain merupakan salah satu bentuk penggunaan obat yang salah atau digunakan untuk tujuan lain.

1. Psikotropika

Obat psychoactive adalah obat yang efeknya mengubah pikiran dan perilaku dan dapat menimbulkan ketergantungan obat. Obat psikotropika atau psikoaktif adalah senyawa atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif. Obat yang berkhasiat psikoaktif adalah obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Obat-obatan psikotropika merupakan salah satu golongan obat yang sering disalahgunakan karena sulit mencari Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.

    1. Ecstasi

   
Ecstasi (Xtc) adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Senyawa ecstasi atau dalam bahasa kimia memiliki rumus kimia sebagai berikut 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). Tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami kegagalan percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Sejak saat itu senyawa MDMA lebih sering digunakan para ahli jiwa. Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad lalu. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa.

Gambar 17.4. Tablet ecstasi (Xtc)

    Cara kerja pil Xtc

    Ecstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum dengan efek maksimum selama satu 1 jam.
    Efek yang ditimbulkan

    1. Ecstasi akan menyebabkan pengaruh pada tubuh pengguna untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh (hiperaktif).
    2. Seluruh tubuh akan terasa melayang.
    3. Terkadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku.
    4. Pupil mata melebar.
    5. Kadang juga timbul rasa mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan.
    6. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar).
    7. Kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama sehingga mulut terasa kering dan rasa haus yang berlebihan.
    8. Diare.
    9. Sakit kepala dan pusing,
    10. Menggigil yang tidak terkontrol,
    11. Detak jantung yang cepat dan lebih kuat.
    12. Gelisah/tidak bisa diam
    13. Pucat & keringat
    14. Mood berubah.
    15. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang.
    16. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
    Akibat jangka panjang

   
Penggunaan pil Xtc secara terus-menerus dapat mengakibatkan timbulnya:
    1. Kecanduan.
    2. Syaraf otak terganggu.
    3. Gangguan hati, tulang, dan gigi keropos.
    4. Beberapa pemakai ecstasi yang akhirnya meninggal dunia karena terlalu banyak minum akibat rasa haus yang amat sangat.
    5. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ecstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya suatu reaksi yang pada tubuh. Dan dalam beberapa kasus, reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan kematian.

    Gejala Putus Obat
   
    Gejala putus obat dimulai dalam 6 (enam) sampai 8 (delapan) jam setelah dosis terakhir. Biasanya setelah suatu periode 1 (satu) sampai 2 (dua) minggu pemakaian secara terus-menerus atau pemberian antagonis narkotik. Sindroma putus obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga dan menghilang selama 7 (tuju) sampai 10 (sepuluh) hari setelahnya. Tetapi beberapa gejala mungkin menetap selama 6 (enam) bulan atau lebih lama. Gejala putus obat dari ketergantungan ecstasi adalah:
    1. Kram otot parah dan nyeri tulang.
    2. Diare berat.
    3. Kram perut.
    4. Rinorea lakrimasi piloereksi
    5. Menguap
    6. Demam
    7. Dilatasi pupil
    8. Hipertensi.
    9. Takikardia.
    10. Disregulasi temperatur, termasuk hipotermia dan hipertermia.
    11. Seseorang dengan ketergantungan ecstasi jarang meninggal akibat putus ecstasi, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
    12. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi suhu tubuh, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus ecstasi adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan muntah.


2. Yaba
Yaba itu sejenis ecstasi dengan harga sedikit murah. Ukuran dan bentuk Yaba itu memang tak jauh berbeda dengan ecstasi. Yaba berbentuk tablet, ukurannya tak lebih besar dari penghapus di ujung pensil.

Layaknya ecstasi, tablet ini juga berwarna-warni, seperti merah, orange, dan hijau. Uniknya ia memiliki rasa seperti permen, misalnya rasa anggur, jeruk atau vanila. Belum lagi Indonesia mampu menghentikan peredaran narkoba yang mengancam masa depan generasi muda, kini muncul lagi sebuah ancaman baru yang juga membutuhkan perhatian serius yaitu Yaba. Namanya memang terdengar asing bagi telinga kita, namun percayalah bahwa Yaba tak semanis yang kita bayangkan.

Gambar 17.2. Tablet Yaba, efeknya hampir sama dengan pil Xtc

Di permukaan tablet obat tersebut terdapat logo R atau WY. Yaba merupakan jenis obat terlarang yang dikonsumsi dengan cara diminum. Namun, ada pula orang yang menggunakannya lewat jarum suntik. Bagi pengguna Yaba dengan cara suntik terancam pula terkena HIV (human immunodeficiency virus), hepatitis B dan C, serta virus-virus lain yang terbawa lewat darah.

Yaba alias crazy medicine merupakan kombinasi dari methamphetamine (sejenis stimulan yang kuat dan bersifat adiktif) dan kafein. Obat terlarang ini diproduksi di wilayah segitiga emas peredaran narkoba yaitu perbatasan Thailand, Laos, dan Burma.

Yaba sangat berbahaya, sebab pemakainya akan mengalami risiko yang sama seperti para pengguna berbagai bentuk methamphetamine. Pemakainya akan mengalami halusinasi dan mampu bertahan melek seharian. Dan Yaba berisiko besar mengantarkan pemakaianya pada kematian.

Efek pemakaian
Pemakaian Yaba secara terus-menerus dapat menimbulkan efek berikut:
- Detak jantung bertambah cepat.
- Tekanan darah si pemakai juga akan menjadi lebih tinggi sehingga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak pemakainya. Jika hal itu sudah terjadi, maka pemakai Yaba dapat terkena serangan stroke.
- Penggunaan kronis obat terlarang jenis baru ini bisa membuat radang pada saluran darah di jantung.
- Penggunaan obat yang berlebihan alias overdosis dapat menyebabkan suhu tubuh naik dan kematian.
- Sementara secara psikologis, pengguna Yaba akan mengalami fase perubahan perilaku. Pemakainya akan berubah menjadi kasar, paranoia (takut berlebihan), resah, bingung, dan insomnia atau susah tidur.

Setiap tahunnya, tak kurang dari 400 juta pil yaba diselundupkan dari wilayah segitiga emas itu untuk diedarkan ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, yaba sangat popular di kalangan komunitas orang Asia, terutama di California Utara dan Los Angeles. Mereka menggunakan yaba pada acara pesta.

Gambar 17.5. Jenis-jenis ekstasi yang dikemas dalam bentuk tablet


    Akibat penyalahgunaan psikotropika

    Berbagai efek yang ditimbulkan dari akibat penyalahgunaan obat psikotropika adalah:
    1. Overdosis atau disingkat OD adalah suatu kondisi kelebihan takaran obat yang menyebabkan koma, shock, atau kematian.
    2. Penyalahguna obat biasanya menunjukkan beberapa bentuk kelainan mental.

    Efek farmakologi dari ecstasi tidak hanya bersifat stimulant tapi juga mempunyai sifat halusinogenik yaitu menimbulkan khayalankhayalan nikmat dan menyenangkan, secara rincinya adalah:
    1. Meningkatkan daya tahan tubuh.
    2. Meningkatkan kewaspadaan.
    3. Menimbulkan rasa nikmat dan bahagia semu.
    4. Menimbulkan khayalan yang menyenangkan.
    5. Menurunkan emosi.

    Efek samping yang berlebihan adalah:
    1. Muntah dan mual.
    2. Gelisah.
    3. Sakit kepala.
    4. Nafsu makan berkurang.
    5. Denyut jantung berkurang.
    6. Timbul khayalan yang menakutkan.
    7. Kejang-kejang.

    Efek Ecstasy terhadap organ tubuh antara lain:
    1. Dapat menimbulkan gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan.

    Efek-efek lainnya: setelah pengaruh ecstasy habis berapa jam atau beberapa hari, maka pengguna akan mengalami:
    1. Tidur berlama-lama dalam gelap.
    2. Depresi.
    3. Apatis.
    4. Kematian karena adanya payah jantung serta krisis hipertensi atau pendarahan pada otak.
    5. Ketergantungan psikis bilamana seseorang sangat tergantung pada obat-obatan tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Mereka selanjutnya memiliki rasa ingin yang tinggi untuk selalu menggunakan obat-obatan tersebut dengan maksud untuk memenuhi rasa kesenangan atau lari dari suatu permasalahan.


Narkotika


Narkotika

Narkotika adalah senyawa atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi-sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan memasukkannya ke dalam tubuh.

Istilah narkotika berasal dari kata narkotikos (bahasa Yunani) yang berarti menggigil. Istilah narkotika ada hubungannya dengan kata narkan (bahasa Yunani) yang berarti menjadi kaku. Dalam dunia kedokteran dikenal juga istilah narkose atau narkosis yang berarti dibiuskan. Obat narkose yaitu obat yang dipakai untuk pembiusan dalam pembedahan.

Di dalam Undang-Undang RI. Nomor 22 Tahun 1997 tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika, menyatakan bahwa Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan termasuk kepentingan lembaga penelitian atau pendidikan saja, sedangkan pengadaan impor atau ekspor, peredaran dan pemakaiannya diatur oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan.

Gambar 17.5. Akibat penyalahgunaan narkoba yang disuntikan ke dalam tubuh


1. Bentuk narkotika
Narkotika dapat dibuat dalam berbagai bentuk, rasa, dan penampilan. Ada yang berupa pil, cairan, bubuk, dan sebagainya. Namun sekarang ada juga narkoba yang dibentuk menjadi permen berwarna-warni dan punya aneka rasa. Salah satu permen narkoba ini namanya yaba. Warnanya menarik dan rasanya manis. Permen berisi narkoba yang termakan akan menimbulkan rasa pusing dan sempoyongan. Dan seperti jenis narkoba lainnya, permen ini bisa membuat orang kecanduan.

Karena bentuknya seperti permen yang manis dan menarik, ada kemungkinan dipasarkan di lingkungan anak-anak. Ada baiknya untuk menasehati anak-anak supaya lebih berhati-hati lagi, terutama pada saat membeli jajanan dan terhadap orang yang menawari panganan dengan gratis.

Jadi, bagi orang tua yang memiliki anak mulai dari tingkat sekolah dasar harus selalu memberikan waktunya untuk memonitor segala kegiatan anak baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Monitoring tidak selalu dengan terlalu mengekang anak. Banyak cara memonitor anak dengan cara yang baik. Mudah-mudahan generasi muda Indonesia tidak lagi terkotori dengan Narkoba dan minuman keras yang dapat merusak generasi ini menjadi generasi yang lemah.


2. Jenis-jenis narkotika dan efek yang ditimbulkan

Saat ini jenis narkoba semakin banyak. Diantaranya yang paling sering digunakan adalah ganja, heroin atau putau dan kokain. Sedang obat berbahaya yang sering digunakan adalah shabu, ecstasy dan pil koplo. Obat-obatan ini bisa menyebabkan orang menjadi kecanduan atau ketagihan sampai membuat kesadaran orang hilang. Selain jenis-jenis yang telah disebutkan ada satu jenis lagi barang berbahaya, yaitu minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi. Minuman keras tidak kalah bahayanya dengan narkoba.

    1. Kanabis (Ganja)

Kanabis adalah nama singkat untuk tanaman Cannabis sativa. Semua bagian dari tanaman tersebut mengandung kanabioid psikoaktif. Ganja terbuat dari daun tanaman kanabis. THC (Delta 9 tetrahydrocannibinol) adalah salah satu dari 400 bahan kimia yang ditemukan di dalam ganja. THC-lah yang menyebabkan pengaruh yang mengubah suasana hati. Kadar THC yang terdapat pada ganja yang beredar, semakin hari semakin meningkat. Ganja (kanabis) mempunyai beberapa bentuk. Ganja biasanya berbentuk dedaunan seperti tembakau berwarna hijau. Hashish atau minyak hashish merupakan bentuk ganja yang lebih kuat. Hashish adalah getah pohon ganja dan dijual dalam bentuk minyak atau kubus padat kecil. Tanaman kanabis biasanya dipotong, dikeringkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan digulung menjadi rokok yang dalam bahasa gaul disebut joints. Bentuk yang paling poten berasal dari tanaman yang berbunga atau dari eksudat resin yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang berasal dari daun yang disebut hashish atau hash. Ganja dapat dikategorikan sebagai depresan (obat yang mengurangi kegiatan sistem saraf) dan halusinogen (menimbulkan halusinasi). Nama yang umum untuk kanabis adalah: Marijuana, Grass, Pot, Weed, Tea, atau Mary Jane. Nama lain untuk menggambarkan tipe kanabis dalam berbagai kekuatan adalah: hemp, chasra, bhang, dagga, dinsemilla, ganja, cimenk.

    Efek yang ditimbulkan

   
Efek euforia dari kanabis telah dikenali. Efek medis yang potensial adalah sebagai analgesik, antikonvulsan dan hipnotik. Belakangan ini juga telah berhasil digunakan untuk mengobati mual sekunder yang disebabkan terapi kanker dan untuk menstimulasi nafsu makan pada pasien dengan sindroma imunodefisiensi sindrom (AIDS). Kanabis juga digunakan untuk pengobatan glaukoma. Kanabis mempunyai efek adiktif dengan efek alkohol, yang seringkali digunakan dalam kombinasi dengan Kanabis.

    Apa saja pengaruh langsung pemakaian ganja?
Ganja dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda. Beberapa orang mengalami reaksi yang lebih kuat dari yang lain. Reaksi yang paling umum adalah perasaan "teler" atau "melayang".

    Pengaruh-pengaruh lain termasuk:
    - Paranoia (ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional)
    - Muntah-muntah
    - Kehilangan koordinasi
    - Kebingungan
    - Nafsu makan meningkat
    - Mata merah
    - Halusinasi

    Pengaruh jangka panjang pemakaian ganja
   
Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang lebih berat apabila ganja digunakan secara teratur. Beberapa diantaranya:
    - Risiko tinggi bronkhitis, kanker paru-paru dan penyakitpenyakit pernafasan (ganja mengandung tar dua kali lebih banyak dari rokok).
    - Kehilangan minat dan semangat untuk melakukan kegiatan, kehilangan tenaga dan kebosanan.
    - Kerusakan memori jangka pendek, daya pikir logikal dan koordinasi gerakan badan.
    - Dorongan seks menurun.
    - Jumlah sperma berkurang (pada pria), siklus menstruasi tidak teratur (pada wanita).
    - Gejala gangguan kejiwaan yang berat.
    - Kerusakan sistem kekebalan tubuh.
    - Addiction, Ganja menimbulkan ketergantungan mental dan mengakibatkan kecanduan secara mental.
    - Mengendarai kendaraan bermotor. Ganja mempengaruhi keterampilan motorik dan koordinasi, penglihatan dan kemampuan untuk mengukur jarak dan kecepatan. Mengendarai mobil atau motor dengan orang yang sedang "teler" karena ganja adalah sangat berbahaya.
    - Daya ingat dan belajar. Ganja mempengaruhi kemampuan? mengingat. THC akan mengganggu proses berpikir terutama yang membutuhkan logika. Ganja juga dapat mengakibatkan kesulitan belajar, walaupun pelajaran/tugas yang sederhana, sehingga seseorang dapat berprestasi buruk dalam pekerjaan atau belajar.
    - Obat-obat lain. Ganja dianggap sebagai 'gerbang narkoba' karena seseorang yang memakai ganja memiliki risiko yang lebih besar untuk memakai zat-zat adiktif yang lebih keras. Berdasarkan hasil survey, sekitar 98% pemakai heroin bermula dari memakai ganja.


    2. Opium

   
Opium berasal dari jus dari bunga opium, Papaver somniferum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin, kodein, dan hydromorphone.

    3. Candu

   
Getah tanaman Papaver somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Candu dipakai dengan cara dihisap. Candu biasanya diperjual belikan dalam bentuk kemasan kotak atau kaleng dengan berbagai macam cap, seperti: ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.

    4. Kokain
   
    Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.

Gambar 17.6. Serbuk Kokain yang digunakan dengan cara dihirup langsung

    Saat ini kokain masih digunakan sebagai anestesi lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksinya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.

    Nama lain untuk Kokain: Snow, Coke, Girl, Lady, dan Crack merupakan bentuk kokain yang paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat.

    Efek yang ditimbulkan

   
Kokain digunakan karena secara karakteristik menyebabkan:
    - Elasi
    - Euforia
    - Peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas mental dan fisik
    - Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan kinerja pada beberapa tugas kognitif.
    - Konsumsi kokain picu pengecilan volume otak.

    Gejala intoksikasi kokain
    Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi dapat terjadi, seperti:
    - Agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang impulsif dan kemungkinan berbahaya agresi
    - Peningkatan aktivitas psikomotor.
    - Takikardia.
    - Hipertensi.
    - Midriasis.

    Gejala putus zat

    Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi depresi pasca-intoksikasi (crash) yang ditandai dengan disforia, anhedonia, kecemasan, iritabilitas, kelelahan, hipersomnolensi, kadang-kadang agitasi.

    Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam (Valium).

    5. Morfin
    Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin rasanya pahit, berbentuk serbuk atau tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan atau disuntikkan melalui pembuluh darah balik (vena).

    6. Heroin (putau)
    Heroin mempunyai kekuatan dua kali lebih kuat daripada morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin, secara farmakologis mirip dengan morfin efeknya menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah melanggar hukum (ilegal), tetapi heroin diusahakan tetap tersedia bagi pasien penderita penyakit kanker yang parah karena efek analgesik dan euforiknya yang baik. Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

Gambar 17.7. Heroin

    7. Shabu-shabu
    Shabu-shabu adalah julukan lain dari Methamphetamine. Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain seperti: Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream.

    Efek-efeknya:
    - Kehilangan berat badan
    - Mengalami impotensi
    - Sering berhalusinasi
    - Mengalami pergerakan tubuh yang tiba-tiba di karenakan otot-otot yang berkontraksi
    - Mengalami kerusakan pada oragn tubuhnya seperti pada liver dan lambungnya
    - Mengalami gangguan pada hati, dan juga jantung dapat mengakibatkan kematian.

Gambar 17.8. Serbuk kristal shabu-shabu

    Bentuk
    Shabu-shabu berbentuk kristal, dan biasanya berwarna putih.
    Cara pemakaian
    Shabu-shabu biasanya dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air pada bong tersebut berfungsi sebagai saringan karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh aluminium foil yang terhirup.
    Efek Shabu:
   
- Sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan)
    - Pemakai menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung)
    - terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif
    - Halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai persoalan atau masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 17.6. "Bong" digunakan pecandu untuk nyedot kokain

    Selain itu, pengguna shabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Shabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah (the law of diminishing return). Beberapa pemakai mengatakan Shabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi

    Shabu, bahkan banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai Shabu.

    8. Codein
    Codein termasuk garam atau turunan dari opium (candu). Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.

    9. Demerol
    Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
    10. Methadon
    Saat ini methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon).
    Efek yang ditimbulkan
    -
Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara.
    - Kerusakan penglihatan pada malam hari.
    - Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal
    - Peningkatan risiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik.
    - Penurunan hasrat dalam hubungan sex.
    - Kebingungan dalam identitas seksual.
    - Kematian karena overdosis.

    Gejala Intoksikasi (keracunan) Opioid
    Satu atau lebih tanda berikut yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian opioid, yaitu:
    - Konstraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat).
    - Mengantuk.
    - Bicara cadel.
    - Gangguan atensi atau daya ingat.
    - Koma.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya: euforia awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan ) yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid.



Memahami Efek Ketergantungan Narkoba

Memahami Efek Ketergantungan Narkoba

Ketergantungan Narkoba merupakan suatu penyakit kompleks yang ditandai oleh adanya keinginan kuat untuk selalu memakai obat (craving) meskipun disadari akan berbahaya dan dapat mengancam kehidupannya. Penyakit ini bersifat menahun dan sering kambuh walaupun ada periode abstinensia untuk waktu yang cukup lama.

Namun demikian, disamping efek-efek jangka lama yang mungkin timbul perlahan-lahan, pengguna narkoba juga sangat mungkin mengalami keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan segera, antara lain overdosis dan sakaw.


Overdosis

Obat-obatan yang sering dipakai untuk mabuk mempunyai efek pada kerja otak. Karena otak mengendalikan bagian lain dan fungsi dari tubuh - seperti paru-paru yang membuat oksigen tidak beredar ke darah, ginjal dan hati yang menetralkan racun dari tubuh, dan jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh-menggunakan drugs dapat mempengaruhi satu atau lebih dari aktivitas fungsi tubuh yang penting ini, untuk membuat seseorang mabuk.

Tubuh seseorang biasanya dapat menyesuaikan dengan perubahan ini, tetapi jumlah/kadar obat yang dipakai terlampau banyak, perubahannya bisa melebihi kemampuan tubuh dalam menyesuaikannya diri dan menimbulkan efek samping yang seringkali berbahaya.

Beberapa efek samping yang terjadi dari pemakaian drugs yang berlebihan adalah serius, tetapi tidak dirasakan secara langsung. Hati dan ginjal dapat rusak karena pemakaian drugs ini membuat organ-organ akan bekerja lebih keras.

Dan untuk menghilangkan efek dan kerusakan dari drugs tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun. Tetapi jika otak terlalu banyak memperoleh obat-obatan dalam waktu yang relatif singkat, efek samping yang muncul dapat sangat berbahaya seperti hilangnya kesadaran, berhentinya pernafasan, gagal jantung, serangan jantung-termasuk tentunya, kematian. Inilah yang disebut overdosis dari obat-obatan.

Overdosis sangat serius tetapi tidak perlu berakhir fatal jika ditangani dengan cepat dan tepat. Siapa saja yang memakai drugs bisa overdosis, orang yang baru pertama kali menggunakan sampai orang yang telah bertahun-tahun menggunakan obat.


Sakaw

Ketergantungan fisik merupakan suatu fenomena alami bila seseorang menggunakan suatu obat (biasanya golongan opioid seperti morfin dll) dalam dosis yang cukup besar dan berjangka lama. Sel-sel tubuh yang terpajan obat akan beradaptasi sehingga terdapat suatu keseimbangan biologis yang baru.

Penghentian penggunaan opioid secara tiba-tiba pada seseorang yang sudah bergantung pada opioid dalam jangka lama akan menimbulkan reaksi putus obat dengan gejala-gejala:

Tingkat
Gejala
Tingkat 0
craving, ansietas
Tingkat I
menguap, lakrimasi, rinorea, berkeringat
Tingkat II
midriasis, piloereksi, anoreksia, tremor, panas dingin
Tingkat III
peningkatan keluhan dan gejala, suhu meningkat, tekanan darah dan nadi meningkat, napas cepat dan dalam, ejakulasi/orgasme spontan

Gejala putus obat ini merupakan pengalaman yang sangat tidak mengenakkan walaupun tidak mematikan. Reaksi gejala putus obat berlangsung sekitar 5-10 hari.



Berbagai alasan pemakai narkoba

Berbagai alasan pemakai narkoba

Banyak alasan yang sering dilontarkan oleh seseorang yang telah terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba dan akhirnya menjadi pemakai atau bahkan pecandu narkoba diantaranya:

1. Lingkungan sosial

   
1. Awalnya iseng dan untuk mencoba-coba, sama seperti halnya dengan mencoba-coba rokok. Motif ingin tahu: pada masa remaja biasanya seseorang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, lalu setelah itu ingin mencobanya. Misalnya dengan mengenal narkotika, psikotropika maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
    2. Ditawari teman dan tidak bisa menolak karena takut atau segan.
    3. Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, mungkin juga karena kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena akibat dari broken home.
    4. Ingin lari dari masalah. Orang yang mempunyai masalah, merasa dirinya tidak sebaik orang lain. Perasaan itu membuat hidupnya jadi tidak menyenangkan. Kemudian ia memakai narkoba dengan tujuan untuk melupakan masalah. Dengan memakai narkoba, ia mengira masalahnya akan hilang. Padahal, begitu Ia sadar masalah itu masih ada dan harus dihadapi, sementara sebagian tubuhnya sudah terkena dampak buruk narkoba.
    5. Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.


2. Kepribadian

   
1. Rendah diri: perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masyarakat ataupun di lingkungan sekolah, tempat kerja dsb. Mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan narkotik, psikotropika maupun minuman keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan seperti lebih aktif dan berani
    2. Emosional dan mental: Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkotik, psikotropika, dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya.



Hukum dan narkoba

Hukum dan narkoba

Memiliki, memakai, menyimpan atau menjual ganja di Indonesia merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenakan hukuman penjara dan/atau denda yang berat. Barangsiapa dihukum atas tuduhan yang berkenaan dengan obat-obatan akan mempunyai catatan kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain dalam hidup; dari kesulitan mendapatkan pekerjaan atau visa perjalanan sampai dengan kesulitan mendapat kesempatan pendidikan di dalam dan di luar negeri.

Kiat-kiat untuk tetap bebas dari narkoba:
- Bertekad bebas dari narkoba.
- Sering mengingatkan diri sendiri mengenai tekad pribadi untuk bebas dari narkoba.
- Pilih teman.
- Menyadari bahaya-bahayanya.
- Bagaimana mengatakan TIDAK pada tawaran ganja
- "Saya tidak membutuhkannya"
- "Tidak, terima kasih"
- "Orangtua saya pasti tidak akan setuju"
- "Saya tidak ada waktu untuk itu"



Faktor dan akibat Narkotika

Faktor & akibat Narkotika

Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman keras pada umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan secara semu.

Akibat yang ditimbulkan dari penyalah-gunaan narkotika:
1. Merusak susunan saraf pusat atau merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti hati dan ginjal, serta penyakit dalam tubuh seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis, hal ini berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan sosial dalam masyarakat.
2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan tindakan pidana.


Cara menghindarkan diri dari jerat narkoba dan miras

- Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Tindakan mencoba merupakan langkah awal untuk terjerumus.
- Dekatkan diri dengan Tuhan.
- Jadikan keluarga sebagai tempat perlindungan jika menghadapi suatu masalah.
- Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah dengan kelompok yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak memiliki tujuan yang jelas.


Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan disekitarnya?

Ingatlah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang dapat mengalaminya. Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena nakoba dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka keluar dari permasalahan tersebut.

Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk bersama-sama menolong korban. Jika mengalami banyak hambatan dalam membantu keluarga korban, rujuklah penanganan korban melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.



Minuman Keras dan Efek yang ditimbulkan

Minuman Keras

Adalah semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan obat. Minuman keras terbagi dalam 3 golongan yaitu:

No
Kadar Alkohol (%)
Golongan
1
1 - 5
A
2
5 - 20
B
3
20 - 50
C

Beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar yang terkandung di dalamnya :
- Bir, Green Sand 1% - 5%
- Martini, Wine (Anggur) 5% - 20%
- Whisky, Brandy 20% -55%


Efek yang ditimbulkan

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah/kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.

Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut: merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.


Akibat penyalahgunaan minuman keras

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah atau kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut:
1.    Merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
2.    Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.
3.    Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu, banyak ditemukan kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
4.    Masalah kesehatan yang serius akibat alkohol seperti: radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Jika alkohol digunakan bersamaan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya, akan memberikan efek jadi berlipat ganda.
5.    Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
6.    Perasaan lebih mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.



Facebook Comments