Selasa, 29 Oktober 2013
Obat dan Penjelasannya
Obat   
Obat merupakan   senyawa kimia dari luar tubuh yang dibuat dengan tujuan untuk menghilangkan   penyebab penyakit atau mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit.   Obat yang dimaksudkan untuk menghilangkan penyebab penyakit disebut obat   kausatif, sedangkan obat yang dimaksudkan untuk mengurangi gejala yang   ditimbulkan oleh suatu penyakit disebut obat simtomatis. 
Obat dapat   diperoleh dari seorang tenaga medis profesional (Dokter) atau dari farmasi (yang   membeli obat dari perusahaan farmasi). Obat juga dapat diperoleh melalui apotik,   puskesmas, dan toko obat. Obat dapat dibeli secara langsung oleh pemakai bila   obat tersebut dapat dengan aman digunakan sendiri, atau diberi kuasa dengan   preskripsi (resep) yang ditulis oleh dokter. Obat yang tidak membutuhkan   preskripsi dari tenaga medis profesional dikenal dengan nama obat OTC (Over the   Counter) yang berarti dapat dibeli di toko biasa. Resep dokter adalah suatu   pesanan (terutama dalam bentuk tertulis) dari tenaga profesional kesehatan   kepada apoteker (farmasi) atau terapis lain untuk memberikan terapi pada   pasiennya. 
Obat bebas   adalah obat yang dapat diperoleh tanpa harus dengan menggunakan resep. Obat   bebas kurang berbahaya tetapi jika digunakan secara berlebihan atau melebihi   takaran juga dapat menimbulkan bahaya. 
Obat keras   adalah obat yang diperoleh harus dengan menggunakan resep dokter. Oleh karena   itu, menjual obat resep (keras) tanpa resep termasuk melanggar hukum (ilegal).   Berdasarkan cara pemberiannya, obat dapat diberikan secara:   
1. Ditelan
2. Dikunyah
3. Dihirup
4. Dihisap
5. Dioleskan pada permukaan kulit
6. Disuntikan
7. Diinfus
8. Diteteskan
9. Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek sistematik.
10. Pemberian obat secara parenteral digunakan untuk pengobatan dalam keadaan darurat dimana penderita pingsan atau tidak dapat menelan serta untuk memperoleh terapi pemeliharaan bagi penderita yang dirawat di rumah sakit.
1. Ditelan
2. Dikunyah
3. Dihirup
4. Dihisap
5. Dioleskan pada permukaan kulit
6. Disuntikan
7. Diinfus
8. Diteteskan
9. Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek sistematik.
10. Pemberian obat secara parenteral digunakan untuk pengobatan dalam keadaan darurat dimana penderita pingsan atau tidak dapat menelan serta untuk memperoleh terapi pemeliharaan bagi penderita yang dirawat di rumah sakit.
Gambar 17.2. Obat yang dikemas dalam bentuk tablet. Biasanya   obat dalam bentuk tablet diberikan melalui mulut 
Obat paten   
Obat paten adalah obat yang dijual dengan merk dagang tertentu sehingga harganya menjadi relatif mahal karena besarnya biaya pemasaran yang ditanggung oleh perusahaan farmasi, terutama untuk obat ethical. Walaupun secara hukum promosi obat jenis ini tidak diperbolehkan, tetapi secara praktik banyak biaya yang diserap oleh tenaga medis sendiri. Sebagai contoh: Acetaminofen atau juga dikenal dengan parasetamol, dipasarkan dengan merk dagang (paten) Tilenol.
Obat generik Obat generik dibuat dan diedarkan oleh perusahaan saingan sehingga harganya relatif murah. Ketika paten untuk suatu obat telah berakhir, maka obat tersebut dijual sebagai obat generik.
Obat tradisonal
Obat tradisional adalah obat dibuat secara tradisional atau turun temurun dari neenk moyang. Dari penelitian-peneliian yang pernah dilakukan, Phyllanthus urinaria telah terbukti mampu mengobati hepaptitis. Disebabkan oleh daya kerja meniran yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga mampu mengatasi gangguan hati yang terjadi akibat dari hepatitis B. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan bahan untuk obat tradisional yang dapat mengatasi hepatitis B.
Jenis-jenis obat
Berdasarkan mekanisme cara kerja dan kegunaannya, obat dapat dibedakan menjadi:
1. Antibiotik
Antibiotik   adalah obat diberikan untuk menghambat pertumbuhan dan mematikan kuman-kuman   penyakit karena infeksi seperti: Bakteri, Protozoa, dan Jamur. Penyakit infeksi   karena virus sampai sekarang belum diketemukan obatnya. Pengobatan penyakit   bertujuan untuk mematikan kuman penyebab penyakit yang terdapat dalam tubuh.   Pengobatan biasanya ditujukan untuk penyakit akibat infeksi bakteri, jamur   (fungi), dan protozoa. Pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi   virus sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan harus dilakukan secara rutin   dan berkelanjutan agar memperoleh hasil yang memuaskan. Jika tidak, maka   kuman-kuman akan menjadi tahan (resisten) terhadap obat-obatan. 
Gambar 17.1. Obat jenis antibiotik 
Saat ini, ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya antibiotik tersebut berasal dari beberapa jenis antibiotik saja, sehingga mudah untuk dikelompokkan. Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin.
2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim.
4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin.
5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin.
Antibiotik   dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi.   Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri, dapat dibedakan   antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja, dan   antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif   dan negatif. 
Sebagian besar   antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang yang diciptakan oleh pabrik obat, dan   nama generik yang berdasarkan struktur kimia antibiotik atau golongan kimianya.   Contoh nama dagang dari amoksisilin, sefaleksin, siprofloksasin, kotrimoksazol,   tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut adalah Amoxan, Keflex, Cipro,   Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin. 
Setiap   antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya untuk pasien   yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih antibiotik yang dapat   membunuh bakteri penyebab radang paru-paru ini. Keefektifan masing-masing   antibiotik bervariasi tergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik   mencapai lokasi tersebut. 
Cara pemberian antibiotik
Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan efektif, dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui pembuluh darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius. Beberapa antibiotik juga dipakai secara topikal seperti dalam bentuk salep, krim, tetes mata, dan tetes telinga.
Penting bagi   pasien atau keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar,   seperti aturan dan jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat,   jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan interaksi   dengan makanan dan obat lain. Pemakaian yang kurang tepat akan mempengaruhi   penyerapannya, yang pada akhirnya akan mengurangi atau menghilangkan   keefektifannya. 
Bila pemakaian   antibiotik dibarengi dengan obat lain, yang perlu diperhatikan adalah interaksi   obat, baik dengan obat bebas maupun obat yang diresepkan dokter. Sebagai contoh,   Biaxin (klaritromisin, antibiotik) seharusnya tidak dipakai bersama-sama dengan   Theo-Dur (teofilin, obat asma). Berikan informasi kepada dokter dan apoteker   tentang semua obat-obatan yang sedang dipakai sewaktu menerima pengobatan dengan   antibiotik. 
Jangka waktu   pemakaian antibiotik adalah satu periode yang ditetapkan dokter. Sekalipun sudah   merasa sembuh sebelum antibiotik yang diberikan habis, pemakaian antibiotik   seharusnya dituntaskan dalam satu periode pengobatan. Bila pemakaian antibiotik   terhenti di tengah jalan, maka mungkin tidak seluruh bakteri mati, sehingga   menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat   menimbulkan masalah serius bila bakteri yang resisten berkembang sehingga   menyebabkan infeksi ulang. 
Efek Samping
Disamping   banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam pengobatan infeksi, antibiotik juga   memiliki efek samping pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami efek   samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala ringan, diare   ringan, dan mual. 
Dokter perlu   diberitahu bila terjadi efek samping seperti muntah, diare hebat dan kejang   perut, reaksi alergi (seperti sesak nafas, gatal dan bilur merah pada kulit,   pembengkakan pada bibir, muka atau lidah, hilang kesadaran), bercak putih pada   lidah, dan gatal dan bilur merah pada vagina. 
Resistensi Antibiotik
Salah satu perhatian terdepan dalam pengobatan modern adalah terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, misalnya bakteri yang awalnya sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten. Beberapa bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik yang ada pada bakteri. Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya. Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.
2. Analgesik
Analgesik adalah obat pembunuh rasa sakit atau pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Sebagai contoh: Pada penderita patah tulang untuk mengurangi rasa sakit diberikan obat penghilang rasa sakit tetapi bukan untuk menyembuhkan tulang yang patah. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Sebagai   contoh: 
1. Ibuprofen (juga dikenal dengan nama dagang: Advil, Motrin, Nuprin and Brufen).
2. Acetaminophen atau parasetamol yang dapat menyebabkan masalah lever bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
3. Aspirin atau ASA (acetylsalicylic acid), yang juga antipiretik. Aspirin untuk menurunkan panas, sakit kepala, dan mengurangi nyeri otot. untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.
1. Ibuprofen (juga dikenal dengan nama dagang: Advil, Motrin, Nuprin and Brufen).
2. Acetaminophen atau parasetamol yang dapat menyebabkan masalah lever bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
3. Aspirin atau ASA (acetylsalicylic acid), yang juga antipiretik. Aspirin untuk menurunkan panas, sakit kepala, dan mengurangi nyeri otot. untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.
3. Obat pengganti hormonal
Obat yang digunakan untuk mengganti senyawa-senyawa yang secara normal terdapat dalam tubuh dan memiliki fungsi yang penting, sebagai contoh hormon insulin. Pada penderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus) kemampuan kelenjar pankreas untuk menghasilkan hormon insulin terganggu sehingga produksi hormon insulin berkurang. Untuk mengganti hormon insulin tersebut perlu diberikan dari luar dalam bentuk pil atau suntikan. Hormon insulin telah dapat diproduksi dengan menggunakan teknik bioteknologi.
4. Antihistamin
Antihistamin   adalah obat yang diberikan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan karena   reaksi alergi. 
Gambar 17.3. Obat dalam bentuk kaplet yang diberikan melalui   mulut 
Memilih Obat untuk Tujuan Pengobatan
Dalam keadaan   darurat, keberadaan obat yang dimasukkan ke dalam golongan P3K akan sangat   membantu. Hanya saja, banyak jenis obat untuk setiap keluhan yang beredar di   pasaran. Bukannya membantu, tapi justru kita kebingungan memilih, mana yang   tepat bagi kita. Bagaimana memilih obat yang berkhasiat? 
Pertama,   isi obat bebas itu umumnya kombinasi dari zat-zat yang itu-itu juga. 
      - Obat sakit kepala kalau tidak mengandung aspirin yang bisa bikin sakit maag,   ya parasetamol. 
- Obat pilek biasanya mengandung antihistamin klorfeniramin maleat atau desklorfeniramin maleat yang bisa bikin ngantuk dan dekongestan seperti fenilpropanolamin hidroklorida atau fenilefrin hidroklorida, yang kadang-kadang membuat jantung berdebar dan tekanan darah naik.
- Obat batuk tentu mengandung desktrometorfan hidrobromida yang kadang-kadang dikombinasi dengan ekspektoran, seperti gliseril guayakolat.
- Obat maag paling-paling antasida, yang umumnya kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, yang kadang-kadang menyebabkan sembelit atau diare.
- Obat nyeri haid umumnya mengandung asam mefenamat yang bisa mengiritasi lambung.
- Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan darah naik.
- Jadi kalau Anda pengidap sakit maag dan suatu saat Anda sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol (asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin. Demikian pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan sampai sedang lainnya. (Obat-obatan antinyeri ini tidak akan manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu ginjal, batu empedu, atau kanker).
- Kalau Anda berprofesi sopir atau tukang yang mengoperasikan mesin, jangan menggunakan obat pilek yang mengandung antihistamin, karena akan mengantuk. Bila Anda batuk kering, pakailah dekstrometorfan, sedangkan bila batuk berdahak, pakai saja obat batuk hitam. Soalnya kombinasi dekstrometorfan dan gliserin guayakolat secara logika aneh. Dekstromterofan menekan rangsang batuk, sedangkan gliseril guayakolat justru mengencerkan lendir dan merangsang batuk, yang sebenarnya bertujuan untuk mempermudah pengeluaran lendir.
- Sedangkan pengidap asma atau hipertensi, jangan gunakan efedrin, gunakan teofilin saja.
- Obat pilek biasanya mengandung antihistamin klorfeniramin maleat atau desklorfeniramin maleat yang bisa bikin ngantuk dan dekongestan seperti fenilpropanolamin hidroklorida atau fenilefrin hidroklorida, yang kadang-kadang membuat jantung berdebar dan tekanan darah naik.
- Obat batuk tentu mengandung desktrometorfan hidrobromida yang kadang-kadang dikombinasi dengan ekspektoran, seperti gliseril guayakolat.
- Obat maag paling-paling antasida, yang umumnya kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, yang kadang-kadang menyebabkan sembelit atau diare.
- Obat nyeri haid umumnya mengandung asam mefenamat yang bisa mengiritasi lambung.
- Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan darah naik.
- Jadi kalau Anda pengidap sakit maag dan suatu saat Anda sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol (asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin. Demikian pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan sampai sedang lainnya. (Obat-obatan antinyeri ini tidak akan manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu ginjal, batu empedu, atau kanker).
- Kalau Anda berprofesi sopir atau tukang yang mengoperasikan mesin, jangan menggunakan obat pilek yang mengandung antihistamin, karena akan mengantuk. Bila Anda batuk kering, pakailah dekstrometorfan, sedangkan bila batuk berdahak, pakai saja obat batuk hitam. Soalnya kombinasi dekstrometorfan dan gliserin guayakolat secara logika aneh. Dekstromterofan menekan rangsang batuk, sedangkan gliseril guayakolat justru mengencerkan lendir dan merangsang batuk, yang sebenarnya bertujuan untuk mempermudah pengeluaran lendir.
- Sedangkan pengidap asma atau hipertensi, jangan gunakan efedrin, gunakan teofilin saja.
Kedua,   pilihlah hanya zat yang Anda butuhkan. Ingatlah, bahwa setiap zat yang disebut   obat itu pada hakikatnya adalah racun. Hati-hatilah dengan istilah "flu" yang   sebenarnya menggambarkan kumpulan gejala. Penyakitnya sendiri bisa selesma   (common cold) atau influenza. Keduanya disebabkan oleh virus, tetapi dari jenis   yang berbeda. Untuk keduanya tidak ada obat yang bisa membunuh virusnya, yang   ada hanya obat yang meringankan gejalanya. Penyakitnya akan sembuh sendiri   setelah 3-5 hari oleh kekebalan tubuh penderita. Jadi jika flu, Anda hanya batuk   sebaliknya jangan sampai minum obat yang mengandung parasetamol. Kalau flu Anda   panas dan pilek, tidak usah sampai minum dekstrometorfan. Contoh gamblang, suatu   produk obat "influenza", masuk angin (common cold), sakit kepala, batuk, demam,   nyeri pada otot. Dari isinya, nyatalah obat ini dirancang untuk memerangi   kumpulan gejala flu: panas, sakit kepala, pilek, dan batuk berdahak. Jika Anda   hanya menderita sakit kepala atau nyeri otot, perlukah Anda memasukkan sekian   banyak zat racun yang tidak diperlukan itu ke dalam tubuh Anda, selain   asetaminofen? Bisa saja sakit kepala atau otot Anda sembuh, tetapi Anda akan   mengantuk karena dekslorfeniramina maleat, atau berdebar-debar karena kafein dan   fenilpropanolamina hidroklorida. Inilah pentingnya, tak hanya membaca indikasi   obat, tetapi juga komposisi obat. 
Ketiga,   konsultasilah terlebih dahulu kepada dokter karena ada interaksi obat yang   berbahaya. Misalkan, jika Anda menderita PJK (penyakit jantung koroner) dan   sedang dalam pengobatan untuk antipembekuan darah, dan Anda minum aspirin karena   sakit kepala, dapat terjadi perdarahan spontan. Bagaimanakah dengan obat   jerawat? Bakteri Corynebacterium acnes berperan penting dalam timbulnya jerawat.   Bila jerawat Anda tak kunjung sembuh, selain memperhatikan kebersihan kulit dan   mengoleskan krim antijerawat, mintalah dokter Anda untuk meresepkan antibiotik   oral seperti tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin atau minosiklin.
Penyalahgunaan Obat
Penyalahgunaan   Obat 
Penggunaan   obat-obatan disebut penyalahgunaan untuk obat. keperluan Suatu selain jenis obat   pengobatan semestinya digunakan secara tepat bilamana diperoleh dengan resep   untuk dan digunakan sesuai rekomendasi dan tujuan pengobatan. Selain itu,   disebut penyalahgunaan obat. Menurut WHO penyalahgunaan obat adalah penggunaan   obat secara berlebihan untuk tujuan lain selain untuk penyembuhan. Semua jenis   obat pada dasarnya memiliki potensi untuk disalahgunakan dan setiap obat   memiliki potensi berbahaya jika disalahgunakan. Penggunaan obat secara ilegal   juga termasuk kategori penyalahgunaan obat. Menggunakan obat antibiotik yang   diresepkan untuk orang lain merupakan salah satu bentuk penggunaan obat yang   salah atau digunakan untuk tujuan lain. 
1. Psikotropika
Obat   psychoactive adalah obat yang efeknya mengubah pikiran dan perilaku dan dapat   menimbulkan ketergantungan obat. Obat psikotropika atau psikoaktif adalah   senyawa atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat   atau berkhasiat psikoaktif. Obat yang berkhasiat psikoaktif adalah obat yang   dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan   menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi   (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat   menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para   pemakainya. Obat-obatan psikotropika merupakan salah satu golongan obat yang   sering disalahgunakan karena sulit mencari Narkotika dan mahal harganya.   Penggunaan psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain   seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.
1. Ecstasi
Ecstasi (Xtc) adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Senyawa ecstasi atau dalam bahasa kimia memiliki rumus kimia sebagai berikut 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). Tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami kegagalan percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Sejak saat itu senyawa MDMA lebih sering digunakan para ahli jiwa. Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad lalu. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa.
Gambar 17.4. Tablet ecstasi (Xtc)
Cara kerja pil Xtc
Ecstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum dengan efek maksimum selama satu 1 jam.
      Efek yang ditimbulkan 
1. Ecstasi akan menyebabkan pengaruh pada tubuh pengguna untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh (hiperaktif).
2. Seluruh tubuh akan terasa melayang.
3. Terkadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku.
4. Pupil mata melebar.
5. Kadang juga timbul rasa mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan.
6. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar).
7. Kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama sehingga mulut terasa kering dan rasa haus yang berlebihan.
8. Diare.
9. Sakit kepala dan pusing,
10. Menggigil yang tidak terkontrol,
11. Detak jantung yang cepat dan lebih kuat.
12. Gelisah/tidak bisa diam
13. Pucat & keringat
14. Mood berubah.
15. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang.
16. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
      Akibat jangka panjang 
Penggunaan pil Xtc secara terus-menerus dapat mengakibatkan timbulnya:
1. Kecanduan.
2. Syaraf otak terganggu.
3. Gangguan hati, tulang, dan gigi keropos.
4. Beberapa pemakai ecstasi yang akhirnya meninggal dunia karena terlalu banyak minum akibat rasa haus yang amat sangat.
5. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ecstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya suatu reaksi yang pada tubuh. Dan dalam beberapa kasus, reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan kematian.
Gejala Putus Obat
      Gejala putus obat dimulai dalam 6 (enam) sampai 8 (delapan) jam setelah   dosis terakhir. Biasanya setelah suatu periode 1 (satu) sampai 2 (dua) minggu   pemakaian secara terus-menerus atau pemberian antagonis narkotik. Sindroma putus   obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga dan menghilang   selama 7 (tuju) sampai 10 (sepuluh) hari setelahnya. Tetapi beberapa gejala   mungkin menetap selama 6 (enam) bulan atau lebih lama. Gejala putus obat dari   ketergantungan ecstasi adalah: 
1. Kram otot parah dan nyeri tulang.
2. Diare berat.
3. Kram perut.
4. Rinorea lakrimasi piloereksi
5. Menguap
6. Demam
7. Dilatasi pupil
8. Hipertensi.
9. Takikardia.
10. Disregulasi temperatur, termasuk hipotermia dan hipertermia.
11. Seseorang dengan ketergantungan ecstasi jarang meninggal akibat putus ecstasi, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
12. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi suhu tubuh, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus ecstasi adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan muntah.
1. Kram otot parah dan nyeri tulang.
2. Diare berat.
3. Kram perut.
4. Rinorea lakrimasi piloereksi
5. Menguap
6. Demam
7. Dilatasi pupil
8. Hipertensi.
9. Takikardia.
10. Disregulasi temperatur, termasuk hipotermia dan hipertermia.
11. Seseorang dengan ketergantungan ecstasi jarang meninggal akibat putus ecstasi, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
12. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi suhu tubuh, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus ecstasi adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan muntah.
2. Yaba
Yaba itu   sejenis ecstasi dengan harga sedikit murah. Ukuran dan bentuk Yaba itu memang   tak jauh berbeda dengan ecstasi. Yaba berbentuk tablet, ukurannya tak lebih   besar dari penghapus di ujung pensil. 
Layaknya   ecstasi, tablet ini juga berwarna-warni, seperti merah, orange, dan hijau.   Uniknya ia memiliki rasa seperti permen, misalnya rasa anggur, jeruk atau   vanila. Belum lagi Indonesia mampu menghentikan peredaran narkoba yang mengancam   masa depan generasi muda, kini muncul lagi sebuah ancaman baru yang juga   membutuhkan perhatian serius yaitu Yaba. Namanya memang terdengar asing bagi   telinga kita, namun percayalah bahwa Yaba tak semanis yang kita bayangkan. 
Gambar 17.2. Tablet Yaba, efeknya hampir sama dengan pil Xtc   
Di permukaan tablet obat tersebut terdapat logo R atau WY. Yaba merupakan jenis obat terlarang yang dikonsumsi dengan cara diminum. Namun, ada pula orang yang menggunakannya lewat jarum suntik. Bagi pengguna Yaba dengan cara suntik terancam pula terkena HIV (human immunodeficiency virus), hepatitis B dan C, serta virus-virus lain yang terbawa lewat darah.
Yaba alias   crazy medicine merupakan kombinasi dari methamphetamine (sejenis stimulan yang   kuat dan bersifat adiktif) dan kafein. Obat terlarang ini diproduksi di wilayah   segitiga emas peredaran narkoba yaitu perbatasan Thailand, Laos, dan Burma. 
Yaba sangat   berbahaya, sebab pemakainya akan mengalami risiko yang sama seperti para   pengguna berbagai bentuk methamphetamine. Pemakainya akan mengalami halusinasi   dan mampu bertahan melek seharian. Dan Yaba berisiko besar mengantarkan   pemakaianya pada kematian. 
Efek pemakaian
Efek pemakaian
Pemakaian Yaba   secara terus-menerus dapat menimbulkan efek berikut: 
- Detak jantung bertambah cepat.
- Tekanan darah si pemakai juga akan menjadi lebih tinggi sehingga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak pemakainya. Jika hal itu sudah terjadi, maka pemakai Yaba dapat terkena serangan stroke.
- Penggunaan kronis obat terlarang jenis baru ini bisa membuat radang pada saluran darah di jantung.
- Penggunaan obat yang berlebihan alias overdosis dapat menyebabkan suhu tubuh naik dan kematian.
- Sementara secara psikologis, pengguna Yaba akan mengalami fase perubahan perilaku. Pemakainya akan berubah menjadi kasar, paranoia (takut berlebihan), resah, bingung, dan insomnia atau susah tidur.
- Detak jantung bertambah cepat.
- Tekanan darah si pemakai juga akan menjadi lebih tinggi sehingga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak pemakainya. Jika hal itu sudah terjadi, maka pemakai Yaba dapat terkena serangan stroke.
- Penggunaan kronis obat terlarang jenis baru ini bisa membuat radang pada saluran darah di jantung.
- Penggunaan obat yang berlebihan alias overdosis dapat menyebabkan suhu tubuh naik dan kematian.
- Sementara secara psikologis, pengguna Yaba akan mengalami fase perubahan perilaku. Pemakainya akan berubah menjadi kasar, paranoia (takut berlebihan), resah, bingung, dan insomnia atau susah tidur.
Setiap tahunnya, tak kurang dari 400 juta pil yaba diselundupkan dari wilayah segitiga emas itu untuk diedarkan ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, yaba sangat popular di kalangan komunitas orang Asia, terutama di California Utara dan Los Angeles. Mereka menggunakan yaba pada acara pesta.
Gambar 17.5. Jenis-jenis ekstasi yang dikemas dalam bentuk   tablet 
Akibat penyalahgunaan psikotropika
      Berbagai efek yang ditimbulkan dari akibat penyalahgunaan obat psikotropika   adalah: 
1. Overdosis atau disingkat OD adalah suatu kondisi kelebihan takaran obat yang menyebabkan koma, shock, atau kematian.
2. Penyalahguna obat biasanya menunjukkan beberapa bentuk kelainan mental.
1. Overdosis atau disingkat OD adalah suatu kondisi kelebihan takaran obat yang menyebabkan koma, shock, atau kematian.
2. Penyalahguna obat biasanya menunjukkan beberapa bentuk kelainan mental.
      Efek farmakologi dari ecstasi tidak hanya bersifat stimulant tapi juga mempunyai   sifat halusinogenik yaitu menimbulkan khayalankhayalan nikmat dan menyenangkan,   secara rincinya adalah: 
1. Meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Meningkatkan kewaspadaan.
3. Menimbulkan rasa nikmat dan bahagia semu.
4. Menimbulkan khayalan yang menyenangkan.
5. Menurunkan emosi.
1. Meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Meningkatkan kewaspadaan.
3. Menimbulkan rasa nikmat dan bahagia semu.
4. Menimbulkan khayalan yang menyenangkan.
5. Menurunkan emosi.
      Efek samping yang berlebihan adalah: 
1. Muntah dan mual.
2. Gelisah.
3. Sakit kepala.
4. Nafsu makan berkurang.
5. Denyut jantung berkurang.
6. Timbul khayalan yang menakutkan.
7. Kejang-kejang.
1. Muntah dan mual.
2. Gelisah.
3. Sakit kepala.
4. Nafsu makan berkurang.
5. Denyut jantung berkurang.
6. Timbul khayalan yang menakutkan.
7. Kejang-kejang.
      Efek Ecstasy terhadap organ tubuh antara lain: 
1. Dapat menimbulkan gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan.
1. Dapat menimbulkan gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan.
      Efek-efek lainnya: setelah pengaruh ecstasy habis berapa jam atau beberapa hari,   maka pengguna akan mengalami: 
1. Tidur berlama-lama dalam gelap.
2. Depresi.
3. Apatis.
4. Kematian karena adanya payah jantung serta krisis hipertensi atau pendarahan pada otak.
5. Ketergantungan psikis bilamana seseorang sangat tergantung pada obat-obatan tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Mereka selanjutnya memiliki rasa ingin yang tinggi untuk selalu menggunakan obat-obatan tersebut dengan maksud untuk memenuhi rasa kesenangan atau lari dari suatu permasalahan.
1. Tidur berlama-lama dalam gelap.
2. Depresi.
3. Apatis.
4. Kematian karena adanya payah jantung serta krisis hipertensi atau pendarahan pada otak.
5. Ketergantungan psikis bilamana seseorang sangat tergantung pada obat-obatan tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Mereka selanjutnya memiliki rasa ingin yang tinggi untuk selalu menggunakan obat-obatan tersebut dengan maksud untuk memenuhi rasa kesenangan atau lari dari suatu permasalahan.
Narkotika
Narkotika   
Narkotika adalah   senyawa atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis   maupun semi-sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi   mereka yang menggunakannya dengan memasukkannya ke dalam tubuh. 
Istilah   narkotika berasal dari kata narkotikos (bahasa Yunani) yang berarti menggigil.   Istilah narkotika ada hubungannya dengan kata narkan (bahasa Yunani) yang   berarti menjadi kaku. Dalam dunia kedokteran dikenal juga istilah narkose atau   narkosis yang berarti dibiuskan. Obat narkose yaitu obat yang dipakai untuk   pembiusan dalam pembedahan. 
Di dalam   Undang-Undang RI. Nomor 22 Tahun 1997 tanggal 1 September 1997 tentang   Narkotika, menyatakan bahwa Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan   pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan termasuk kepentingan lembaga penelitian   atau pendidikan saja, sedangkan pengadaan impor atau ekspor, peredaran dan   pemakaiannya diatur oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan. 
Gambar 17.5. Akibat penyalahgunaan narkoba yang disuntikan ke   dalam tubuh 
1. Bentuk narkotika
Narkotika dapat dibuat dalam berbagai bentuk, rasa, dan penampilan. Ada yang berupa pil, cairan, bubuk, dan sebagainya. Namun sekarang ada juga narkoba yang dibentuk menjadi permen berwarna-warni dan punya aneka rasa. Salah satu permen narkoba ini namanya yaba. Warnanya menarik dan rasanya manis. Permen berisi narkoba yang termakan akan menimbulkan rasa pusing dan sempoyongan. Dan seperti jenis narkoba lainnya, permen ini bisa membuat orang kecanduan.
Karena   bentuknya seperti permen yang manis dan menarik, ada kemungkinan dipasarkan di   lingkungan anak-anak. Ada baiknya untuk menasehati anak-anak supaya lebih   berhati-hati lagi, terutama pada saat membeli jajanan dan terhadap orang yang   menawari panganan dengan gratis. 
Jadi, bagi   orang tua yang memiliki anak mulai dari tingkat sekolah dasar harus selalu   memberikan waktunya untuk memonitor segala kegiatan anak baik di lingkungan   rumah maupun sekolah. Monitoring tidak selalu dengan terlalu mengekang anak.   Banyak cara memonitor anak dengan cara yang baik. Mudah-mudahan generasi muda   Indonesia tidak lagi terkotori dengan Narkoba dan minuman keras yang dapat   merusak generasi ini menjadi generasi yang lemah. 
2. Jenis-jenis narkotika dan efek yang ditimbulkan
Saat ini jenis   narkoba semakin banyak. Diantaranya yang paling sering digunakan adalah ganja,   heroin atau putau dan kokain. Sedang obat berbahaya yang sering digunakan adalah   shabu, ecstasy dan pil koplo. Obat-obatan ini bisa menyebabkan orang menjadi   kecanduan atau ketagihan sampai membuat kesadaran orang hilang. Selain   jenis-jenis yang telah disebutkan ada satu jenis lagi barang berbahaya, yaitu   minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi. Minuman keras tidak kalah   bahayanya dengan narkoba. 
1. Kanabis (Ganja)
Kanabis adalah nama singkat untuk tanaman Cannabis sativa. Semua bagian dari tanaman tersebut mengandung kanabioid psikoaktif. Ganja terbuat dari daun tanaman kanabis. THC (Delta 9 tetrahydrocannibinol) adalah salah satu dari 400 bahan kimia yang ditemukan di dalam ganja. THC-lah yang menyebabkan pengaruh yang mengubah suasana hati. Kadar THC yang terdapat pada ganja yang beredar, semakin hari semakin meningkat. Ganja (kanabis) mempunyai beberapa bentuk. Ganja biasanya berbentuk dedaunan seperti tembakau berwarna hijau. Hashish atau minyak hashish merupakan bentuk ganja yang lebih kuat. Hashish adalah getah pohon ganja dan dijual dalam bentuk minyak atau kubus padat kecil. Tanaman kanabis biasanya dipotong, dikeringkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan digulung menjadi rokok yang dalam bahasa gaul disebut joints. Bentuk yang paling poten berasal dari tanaman yang berbunga atau dari eksudat resin yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang berasal dari daun yang disebut hashish atau hash. Ganja dapat dikategorikan sebagai depresan (obat yang mengurangi kegiatan sistem saraf) dan halusinogen (menimbulkan halusinasi). Nama yang umum untuk kanabis adalah: Marijuana, Grass, Pot, Weed, Tea, atau Mary Jane. Nama lain untuk menggambarkan tipe kanabis dalam berbagai kekuatan adalah: hemp, chasra, bhang, dagga, dinsemilla, ganja, cimenk.
Efek yang ditimbulkan
Efek euforia dari kanabis telah dikenali. Efek medis yang potensial adalah sebagai analgesik, antikonvulsan dan hipnotik. Belakangan ini juga telah berhasil digunakan untuk mengobati mual sekunder yang disebabkan terapi kanker dan untuk menstimulasi nafsu makan pada pasien dengan sindroma imunodefisiensi sindrom (AIDS). Kanabis juga digunakan untuk pengobatan glaukoma. Kanabis mempunyai efek adiktif dengan efek alkohol, yang seringkali digunakan dalam kombinasi dengan Kanabis.
      Apa saja pengaruh langsung pemakaian ganja? 
Ganja dapat   menimbulkan efek yang berbeda-beda. Beberapa orang mengalami reaksi yang lebih   kuat dari yang lain. Reaksi yang paling umum adalah perasaan "teler" atau   "melayang". 
      Pengaruh-pengaruh lain termasuk: 
      - Paranoia (ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional) 
      - Muntah-muntah 
      - Kehilangan koordinasi 
      - Kebingungan 
      - Nafsu makan meningkat 
      - Mata merah 
      - Halusinasi 
      Pengaruh jangka panjang pemakaian ganja 
Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang lebih berat apabila ganja digunakan secara teratur. Beberapa diantaranya:
- Risiko tinggi bronkhitis, kanker paru-paru dan penyakitpenyakit pernafasan (ganja mengandung tar dua kali lebih banyak dari rokok).
- Kehilangan minat dan semangat untuk melakukan kegiatan, kehilangan tenaga dan kebosanan.
- Kerusakan memori jangka pendek, daya pikir logikal dan koordinasi gerakan badan.
- Dorongan seks menurun.
- Jumlah sperma berkurang (pada pria), siklus menstruasi tidak teratur (pada wanita).
- Gejala gangguan kejiwaan yang berat.
- Kerusakan sistem kekebalan tubuh.
- Addiction, Ganja menimbulkan ketergantungan mental dan mengakibatkan kecanduan secara mental.
- Mengendarai kendaraan bermotor. Ganja mempengaruhi keterampilan motorik dan koordinasi, penglihatan dan kemampuan untuk mengukur jarak dan kecepatan. Mengendarai mobil atau motor dengan orang yang sedang "teler" karena ganja adalah sangat berbahaya.
- Daya ingat dan belajar. Ganja mempengaruhi kemampuan? mengingat. THC akan mengganggu proses berpikir terutama yang membutuhkan logika. Ganja juga dapat mengakibatkan kesulitan belajar, walaupun pelajaran/tugas yang sederhana, sehingga seseorang dapat berprestasi buruk dalam pekerjaan atau belajar.
- Obat-obat lain. Ganja dianggap sebagai 'gerbang narkoba' karena seseorang yang memakai ganja memiliki risiko yang lebih besar untuk memakai zat-zat adiktif yang lebih keras. Berdasarkan hasil survey, sekitar 98% pemakai heroin bermula dari memakai ganja.
Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang lebih berat apabila ganja digunakan secara teratur. Beberapa diantaranya:
- Risiko tinggi bronkhitis, kanker paru-paru dan penyakitpenyakit pernafasan (ganja mengandung tar dua kali lebih banyak dari rokok).
- Kehilangan minat dan semangat untuk melakukan kegiatan, kehilangan tenaga dan kebosanan.
- Kerusakan memori jangka pendek, daya pikir logikal dan koordinasi gerakan badan.
- Dorongan seks menurun.
- Jumlah sperma berkurang (pada pria), siklus menstruasi tidak teratur (pada wanita).
- Gejala gangguan kejiwaan yang berat.
- Kerusakan sistem kekebalan tubuh.
- Addiction, Ganja menimbulkan ketergantungan mental dan mengakibatkan kecanduan secara mental.
- Mengendarai kendaraan bermotor. Ganja mempengaruhi keterampilan motorik dan koordinasi, penglihatan dan kemampuan untuk mengukur jarak dan kecepatan. Mengendarai mobil atau motor dengan orang yang sedang "teler" karena ganja adalah sangat berbahaya.
- Daya ingat dan belajar. Ganja mempengaruhi kemampuan? mengingat. THC akan mengganggu proses berpikir terutama yang membutuhkan logika. Ganja juga dapat mengakibatkan kesulitan belajar, walaupun pelajaran/tugas yang sederhana, sehingga seseorang dapat berprestasi buruk dalam pekerjaan atau belajar.
- Obat-obat lain. Ganja dianggap sebagai 'gerbang narkoba' karena seseorang yang memakai ganja memiliki risiko yang lebih besar untuk memakai zat-zat adiktif yang lebih keras. Berdasarkan hasil survey, sekitar 98% pemakai heroin bermula dari memakai ganja.
2. Opium
Opium berasal dari jus dari bunga opium, Papaver somniferum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin, kodein, dan hydromorphone.
3. Candu
Getah tanaman Papaver somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Candu dipakai dengan cara dihisap. Candu biasanya diperjual belikan dalam bentuk kemasan kotak atau kaleng dengan berbagai macam cap, seperti: ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
4. Kokain
      Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang   sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar   Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daun dari tanaman belukar   ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek   stimulan. 
Gambar 17.6. Serbuk Kokain yang digunakan dengan cara dihirup   langsung 
Saat ini kokain masih digunakan sebagai anestesi lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksinya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
      Nama lain untuk Kokain: Snow, Coke, Girl, Lady, dan Crack merupakan bentuk   kokain yang paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat.   
Efek yang ditimbulkan
Kokain digunakan karena secara karakteristik menyebabkan:
- Elasi
- Euforia
- Peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas mental dan fisik
- Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan kinerja pada beberapa tugas kognitif.
- Konsumsi kokain picu pengecilan volume otak.
Gejala intoksikasi kokain
      Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi dapat terjadi,   seperti: 
- Agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang impulsif dan kemungkinan berbahaya agresi
- Peningkatan aktivitas psikomotor.
- Takikardia.
- Hipertensi.
- Midriasis.
- Agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang impulsif dan kemungkinan berbahaya agresi
- Peningkatan aktivitas psikomotor.
- Takikardia.
- Hipertensi.
- Midriasis.
      Gejala putus zat 
Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi depresi pasca-intoksikasi (crash) yang ditandai dengan disforia, anhedonia, kecemasan, iritabilitas, kelelahan, hipersomnolensi, kadang-kadang agitasi.
Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam (Valium).
5. Morfin
      Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan   alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin rasanya pahit, berbentuk serbuk   atau tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya   dengan cara dihisap dan atau disuntikkan melalui pembuluh darah balik (vena).   
6. Heroin (putau)
6. Heroin (putau)
      Heroin mempunyai kekuatan dua kali lebih kuat daripada morfin dan merupakan   jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada   akhir-akhir ini. Heroin, secara farmakologis mirip dengan morfin efeknya   menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu.   Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah melanggar hukum   (ilegal), tetapi heroin diusahakan tetap tersedia bagi pasien penderita penyakit   kanker yang parah karena efek analgesik dan euforiknya yang baik. Heroin atau   diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah derivatif   3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan   disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah   garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.   
Gambar 17.7. Heroin 
7. Shabu-shabu
      Shabu-shabu adalah julukan lain dari Methamphetamine. Obat ini dapat di   temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau,   maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai pengaruh   yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada   obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit   jantung atau bahkan kematian. Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain   seperti: Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream. 
      Efek-efeknya: 
      - Kehilangan berat badan 
      - Mengalami impotensi 
      - Sering berhalusinasi 
      - Mengalami pergerakan tubuh yang tiba-tiba di karenakan otot-otot yang   berkontraksi 
      - Mengalami kerusakan pada oragn tubuhnya seperti pada liver dan lambungnya 
      - Mengalami gangguan pada hati, dan juga jantung dapat mengakibatkan kematian.   
Gambar 17.8. Serbuk kristal shabu-shabu 
Bentuk
      Shabu-shabu berbentuk kristal, dan biasanya berwarna putih. 
      Cara pemakaian 
      Shabu-shabu biasanya dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium   foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap   yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah bong (sejenis pipa yang didalamnya   berisi air). Air pada bong tersebut berfungsi sebagai saringan karena asap   tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih   membakar Shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin   ditimbulkan oleh aluminium foil yang terhirup. 
      Efek Shabu: 
- Sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan)
- Pemakai menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung)
- terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif
- Halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai persoalan atau masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan)
- Pemakai menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung)
- terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif
- Halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai persoalan atau masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 17.6. "Bong" digunakan pecandu untuk nyedot kokain   
Selain itu, pengguna shabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Shabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah (the law of diminishing return). Beberapa pemakai mengatakan Shabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi
Shabu, bahkan banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai Shabu.
8. Codein
      Codein termasuk garam atau turunan dari opium (candu). Efek codein lebih   lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah.   Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan   dan disuntikkan. 
9. Demerol
      Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau   dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.   
      10. Methadon 
      Saat ini methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan   opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk   meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan   propocyphene (Darvon). 
      Efek yang ditimbulkan 
- Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara.
- Kerusakan penglihatan pada malam hari.
- Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal
- Peningkatan risiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik.
- Penurunan hasrat dalam hubungan sex.
- Kebingungan dalam identitas seksual.
- Kematian karena overdosis.
- Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara.
- Kerusakan penglihatan pada malam hari.
- Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal
- Peningkatan risiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik.
- Penurunan hasrat dalam hubungan sex.
- Kebingungan dalam identitas seksual.
- Kematian karena overdosis.
Gejala Intoksikasi (keracunan) Opioid
      Satu atau lebih tanda berikut yang berkembang selama atau segera setelah   pemakaian opioid, yaitu: 
- Konstraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat).
- Mengantuk.
- Bicara cadel.
- Gangguan atensi atau daya ingat.
- Koma.
- Konstraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat).
- Mengantuk.
- Bicara cadel.
- Gangguan atensi atau daya ingat.
- Koma.
Perilaku   maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya:   euforia awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor,   gangguan pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan ) yang   berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid. 
Memahami Efek Ketergantungan Narkoba
Memahami   Efek Ketergantungan Narkoba 
Ketergantungan   Narkoba merupakan suatu penyakit kompleks yang ditandai oleh adanya keinginan   kuat untuk selalu memakai obat (craving) meskipun disadari akan berbahaya dan   dapat mengancam kehidupannya. Penyakit ini bersifat menahun dan sering kambuh   walaupun ada periode abstinensia untuk waktu yang cukup lama. 
Namun   demikian, disamping efek-efek jangka lama yang mungkin timbul perlahan-lahan,   pengguna narkoba juga sangat mungkin mengalami keadaan darurat yang membutuhkan   pertolongan segera, antara lain overdosis dan sakaw. 
Overdosis   
Obat-obatan   yang sering dipakai untuk mabuk mempunyai efek pada kerja otak. Karena otak   mengendalikan bagian lain dan fungsi dari tubuh - seperti paru-paru yang membuat   oksigen tidak beredar ke darah, ginjal dan hati yang menetralkan racun dari   tubuh, dan jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh-menggunakan drugs dapat   mempengaruhi satu atau lebih dari aktivitas fungsi tubuh yang penting ini, untuk   membuat seseorang mabuk. 
Tubuh   seseorang biasanya dapat menyesuaikan dengan perubahan ini, tetapi jumlah/kadar   obat yang dipakai terlampau banyak, perubahannya bisa melebihi kemampuan tubuh   dalam menyesuaikannya diri dan menimbulkan efek samping yang seringkali   berbahaya. 
Beberapa efek   samping yang terjadi dari pemakaian drugs yang berlebihan adalah serius, tetapi   tidak dirasakan secara langsung. Hati dan ginjal dapat rusak karena pemakaian   drugs ini membuat organ-organ akan bekerja lebih keras. 
Dan untuk   menghilangkan efek dan kerusakan dari drugs tersebut membutuhkan waktu   bertahun-tahun. Tetapi jika otak terlalu banyak memperoleh obat-obatan dalam   waktu yang relatif singkat, efek samping yang muncul dapat sangat berbahaya   seperti hilangnya kesadaran, berhentinya pernafasan, gagal jantung, serangan   jantung-termasuk tentunya, kematian. Inilah yang disebut overdosis dari   obat-obatan. 
Overdosis   sangat serius tetapi tidak perlu berakhir fatal jika ditangani dengan cepat dan   tepat. Siapa saja yang memakai drugs bisa overdosis, orang yang baru pertama   kali menggunakan sampai orang yang telah bertahun-tahun menggunakan obat.
Sakaw
Ketergantungan fisik merupakan suatu fenomena alami bila seseorang menggunakan suatu obat (biasanya golongan opioid seperti morfin dll) dalam dosis yang cukup besar dan berjangka lama. Sel-sel tubuh yang terpajan obat akan beradaptasi sehingga terdapat suatu keseimbangan biologis yang baru.
Penghentian   penggunaan opioid secara tiba-tiba pada seseorang yang sudah bergantung pada   opioid dalam jangka lama akan menimbulkan reaksi putus obat dengan   gejala-gejala: 
Tingkat  
 |       
Gejala  
 | 
Tingkat 0  
 |       
craving, ansietas    
 | 
Tingkat I  
 |       
menguap, lakrimasi,         rinorea, berkeringat  
 | 
Tingkat II  
 |       
midriasis, piloereksi,         anoreksia, tremor, panas dingin  
 | 
Tingkat III  
 |       
peningkatan keluhan dan         gejala, suhu meningkat, tekanan darah dan nadi meningkat, napas cepat dan         dalam, ejakulasi/orgasme spontan  
 | 
Gejala putus obat ini merupakan pengalaman yang sangat tidak mengenakkan walaupun tidak mematikan. Reaksi gejala putus obat berlangsung sekitar 5-10 hari.
Berbagai alasan pemakai narkoba
Berbagai   alasan pemakai narkoba 
Banyak alasan yang   sering dilontarkan oleh seseorang yang telah terjerumus dalam penyalahgunaan   narkoba dan akhirnya menjadi pemakai atau bahkan pecandu narkoba diantaranya:   
1. Lingkungan sosial
1. Awalnya iseng dan untuk mencoba-coba, sama seperti halnya dengan mencoba-coba rokok. Motif ingin tahu: pada masa remaja biasanya seseorang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, lalu setelah itu ingin mencobanya. Misalnya dengan mengenal narkotika, psikotropika maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
2. Ditawari teman dan tidak bisa menolak karena takut atau segan.
3. Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, mungkin juga karena kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena akibat dari broken home.
4. Ingin lari dari masalah. Orang yang mempunyai masalah, merasa dirinya tidak sebaik orang lain. Perasaan itu membuat hidupnya jadi tidak menyenangkan. Kemudian ia memakai narkoba dengan tujuan untuk melupakan masalah. Dengan memakai narkoba, ia mengira masalahnya akan hilang. Padahal, begitu Ia sadar masalah itu masih ada dan harus dihadapi, sementara sebagian tubuhnya sudah terkena dampak buruk narkoba.
5. Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.
2. Kepribadian
1. Rendah diri: perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masyarakat ataupun di lingkungan sekolah, tempat kerja dsb. Mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan narkotik, psikotropika maupun minuman keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan seperti lebih aktif dan berani
2. Emosional dan mental: Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkotik, psikotropika, dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya.
Hukum dan narkoba
Hukum dan   narkoba 
Memiliki, memakai, menyimpan atau menjual ganja di Indonesia merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenakan hukuman penjara dan/atau denda yang berat. Barangsiapa dihukum atas tuduhan yang berkenaan dengan obat-obatan akan mempunyai catatan kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain dalam hidup; dari kesulitan mendapatkan pekerjaan atau visa perjalanan sampai dengan kesulitan mendapat kesempatan pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Kiat-kiat untuk tetap bebas dari narkoba:
- Bertekad   bebas dari narkoba. 
- Sering   mengingatkan diri sendiri mengenai tekad pribadi untuk bebas dari narkoba. 
- Pilih teman.   
- Menyadari   bahaya-bahayanya. 
- Bagaimana   mengatakan TIDAK pada tawaran ganja 
- "Saya tidak   membutuhkannya" 
- "Tidak,   terima kasih" 
- "Orangtua   saya pasti tidak akan setuju" 
- "Saya tidak   ada waktu untuk itu" 
Faktor dan akibat Narkotika
Faktor   & akibat Narkotika 
Penyalahgunaan   narkotika, psikotropika dan minuman keras pada umumnya disebabkan karena zat-zat   tersebut menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan,   kesenangan dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan secara   semu. 
Akibat yang   ditimbulkan dari penyalah-gunaan narkotika: 
1.   Merusak susunan saraf pusat atau merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti   hati dan ginjal, serta penyakit dalam tubuh seperti bintik-bintik merah pada   kulit seperti kudis, hal ini berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan   merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan sosial dalam   masyarakat. 
2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan tindakan pidana.
2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan tindakan pidana.
Cara menghindarkan diri dari jerat narkoba dan miras
- Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Tindakan mencoba merupakan langkah awal untuk terjerumus.
- Dekatkan   diri dengan Tuhan. 
- Jadikan   keluarga sebagai tempat perlindungan jika menghadapi suatu masalah. 
- Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah dengan kelompok yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak memiliki tujuan yang jelas.
- Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah dengan kelompok yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak memiliki tujuan yang jelas.
Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan disekitarnya?
Ingatlah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang dapat mengalaminya. Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena nakoba dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka keluar dari permasalahan tersebut.
Dukunglah dan   bantulah keluarga korban untuk bersama-sama menolong korban. Jika mengalami   banyak hambatan dalam membantu keluarga korban, rujuklah penanganan korban   melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu. 
Minuman Keras dan Efek yang ditimbulkan
Minuman Keras   
Adalah semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan obat. Minuman keras terbagi dalam 3 golongan yaitu:
No        
 |       
Kadar         Alkohol (%)  
 |       
Golongan          
 | 
|---|---|---|
1        
 |       
1 - 5          
 |       
A        
 | 
2        
 |       
5 - 20          
 |       
B        
 | 
3        
 |       
20 - 50          
 |       
C        
 | 
Beberapa jenis   minuman beralkohol dan kadar yang terkandung di dalamnya : 
- Bir, Green Sand 1% - 5%
- Martini, Wine (Anggur) 5% - 20%
- Whisky, Brandy 20% -55%
- Bir, Green Sand 1% - 5%
- Martini, Wine (Anggur) 5% - 20%
- Whisky, Brandy 20% -55%
Efek yang ditimbulkan
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah/kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.
Bila   dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut: merasa lebih   bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih   emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi   fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan,   inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental   mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat   terganggu. 
Akibat penyalahgunaan minuman keras
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah atau kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut:
1. Merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
2. Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.
3. Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu, banyak ditemukan kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
4. Masalah kesehatan yang serius akibat alkohol seperti: radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Jika alkohol digunakan bersamaan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya, akan memberikan efek jadi berlipat ganda.
5. Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
6. Perasaan lebih mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.
Langganan:
Komentar (Atom)










